Cari Blog Ini

Home

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan pada 2014 Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menjadi bandara internasional.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Pengembangan bandara antara lain berupa pembangunan terminal, perbaikan apron, taxi way, dan penambahan serta peningkatan landasan pacu dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Akibat lambannya proses pembebasan lahan masyarakat untuk pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalsel harus memanggail tim terkait untuk dimintai keterangan.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Boeing 747 seri 300, kapasitas 500 seat.dipastikan tidak bisa mendarat, diperlukan runway minimal 3.500 meter, sedangkan panjang runway Syamsuddin Noor hanya 2.500 meter.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

keinginan pihak Angkasa Pura untuk membeli asset milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bandara Syamsudin Noor, masih dalam pengkajian pembelian asset yang di miliki yakni berupa Apron dan beberapa lahan kosong milik Pemerintah.

Selasa, 28 Februari 2017

Sengketa

Tiga warga jalan Sempati Rt 41 Rw 09, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landan Ulin, Banjarbaru, menuntut agar Pengadilan Negeri Banjarbaru memproses kasus sengketa lahan milik mereka.

Menurut Nurachman dan dua tetangganya, Widodo dan Supriadi, kasus ini sudah bergulir lama, sejak pembebasan lahan bandara dimulai. Lahan mereka sendiri sudah sejak 1981 silam dimiliki.

Namun tanpa diduga, seorang warga bernama Fairid Rusdi, menggugat mereka ke pengadilan dan menyatakan bahwa lahan mereka bertiga milik dia.

"Selain menggugat kami, Fairid juga menggugat BPN Banjarbaru ke Pengadilan Negeri Banjarbaru. Dua kali kuasa hukum kami mematahkan gugatannya dan putusan akhir dimenangkan Oktober 2016 tadi, yang menyatakan mereka pemilik sah. Bahkan BPN menyatakan sertifikat yang kami miliki juga asli," jelas Nurachman didampingi kuasa hukumnya, Robert Hendra S.

Dengan adanya putusan itu, pihak Fairid merasa tidak puas. Dia lalu memohon upaya hukum banding yang hingga saat ini masih dalam proses. "Tapi sampai saat ini tidak ada proses sidang banding yang dilakukan," ucap tiga warga ini, Sabtu (25/2).

Anehnya, menurut mereka, tidak lama setelah putusan akhir, pengadilan ada memanggil untuk mengambil uang konsinyasi atas lahan mereka tersebut. "Bukan uang pergantian yang kami dapatkan, tapi pernyataan bahwa kami tidak bisa mengambil uang konsinyasi dengan alasan kasus masih bersengketa dan tidak memiliki kekuatan hukum tetap," ungkapnya.

Karena itu, mereka sangat kecewa, karena ada kabar yang menyebutkan dalam beberapa bulan ini rencananya lahan mereka akan dieksekusi. Sementara proses sengketa lahan mereka bergulir di Pengadilan Negeri Banjarbaru belum lurus.

Ditambahkan Robert Hendra S, dalam kasus ini bukan permasalahan antara pihak bandara dengan kienya, melainkan dengan pihak Fairid Rusdi, yang mengklaim itu lahan dia. "Ini kasus sengketa kepemilikan lahan, bukan tidak mendukung pengembangan lahan bandara. Jadi jangan dieksekusi dulu, tunggu keputusan yang berkekuatan hukum tetap," tegasnya.


 
 
 

Jumat, 24 Februari 2017

Eksekusi lahan

Demi memenuhi target agar pembangunan Bandara Syamsudin Noor dapat dimulai pada bulan depan, PT Angkasa Pura I bergerak cepat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menghambat keberlangsungan proyek. Salah satunya yaitu permasalahan sengketa lahan.

Berdasarkan hasil koordinasi antara PT Angkasa Pura I dengan Pengadilan Negeri (PN) Banjarbaru, salah satu opsi yang dipilih untuk menyelesaikan sengketa lahan ialah dengan cara melakukan eksekusi.

Eksekusi lahan sendiri rencananya akan dilakukan PN Banjarbaru pada awal bulan depan, dengan begitu warga yang saat ini masih ngotot tak ingin melepas tanah dan rumah mereka hanya memiliki waktu sekitar dua pekan.

Kabar rencana eksekusi tersebut disampaikan GM Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Handy Heryudhitiawan. "Kami optimis pembangunan bandara dapat dimulai pada bulan Maret, Insha Allah awal Maret akan dilakukan eksekusi lahan," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Ia menuturkan, saat ini masih ada sekitar 35 bidang tanah dan 12 bangunan yang belum diserahkan oleh pemiliknya. Jumlah tersebut kemungkinan akan berkurang, seiring semakin dekatnya pelaksanaan eksekusi. "Jumlahnya terus berkurang, ada beberapa warga yang mulai mengambil uang ganti rugi di PN Banjarbaru," ujarnya.

Handy berharap, sengketa lahan dapat segera terselesaikan agar proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor benar-benar dapat dimulai pada bulan depan.

Sementara itu, terkait perkembangan proses lelang proyek bandara Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Taochid P Hadi mengungkapkan, saat ini lelang telah memasuki masa sanggah. "Masa sanggah akan berakhir pekan ini," ungkapnya.

Jika dalam masa sanggah, tidak ada sanggahan maka pekan depan tim direksi Angkasa Pura I akan menetapkan pemenang tendernya. "Pokoknya target proyek pada bulan Maret masih on schedule," tambahnya.

Ia menuturkan, apabila pemenang sudah ditetapkan maka kontraktor akan langsung mengerjakan pembangunan. Proyek pertama yang dilakukan yaitu paket II, pembangunan infrastruktur bangunan penunjang dan appround dengan anggaran sebesar Rp900 miliar.

Ketika proyek paket II berjalan, AP I akan kembali melakukan lelang untuk proyek paket I yaitu pembangunan terminal bandara dengan anggaran sekitar 1,4 triliun. "Tender paket I kemungkinan dilakukan pada bulan April," pungkas Taochid


 
 
 

Senin, 06 Februari 2017

pengembangan Bandara Syamsuddin Noor

Banjarmasin - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin akan dimulai pada Maret 2017. Hal tersebut disampaikan Menhub dalam kunjungan kerjanya ke Banjarmasin, Minggu (5/2).

"Awal Maret dibangun. Selesai awal 2019. Insha Allah tidak molor," jelas Budi Karya dalam siaran pers, Minggu (5/2).

Turut mendampingi Menhub Budi, Sekda Provinsi Kalimantan Selatan Abdul Harris Makkie, GM Angkasa Pura I Banjarmasin Handy Heryudithiawan, dan Kepala Proyek Pembangunan Bandara Baru Ir. Touchid.

Budi mengatakan, sangat mendukung pembangunan bandara untuk menjadikan Banjarmasin menjadi kota yang lebih maju.

"Banjarmasin kota yang luar biasa. Masyarakatnya sangat dinamis. Untuk itu kita ingin masyarakat Banjarmasin maju. Dan menjadi kewajiban negara melalui PT Angkasa Pura I untuk menghadirkan bandara yang bisa melayani masyarakat dengan baik. Biasanya kalau bandara diperbesar, penumpang akan meningkat dan daerah di sini maju, " ujarnya.

Saat ini pergerakan penumpang di Bandara Syamsuddin Noor sudah mencapai 3,5 juta penumpang per tahun. Sementara terminal seluas 9.043 m2 tersebut hanya mampu menampung hingga 1 juta penumpang per tahun. Sementara landasan pacu baru 2.500 x 45 m, dan apron hanya mampu menampung 12 pesawat saja.

Pembangunan tahap I direncanakan akan dimulai pada Maret 2017. Pembangunan yang dilakukan di antaranya yaitu, perluasan terminal menjadi 50.359 m2 yang dapat menampung hingga 6 juta penumpang per tahun. Landasan pacu akan dikembangkan menjadi hingga 3.000 x 45 m, dan perluasan apron berkapasitas hingga 18 pesawat.

Tidak hanya itu, terminal kargo juga akan diperluas menjadi 5.000 m2 dari kondisi saat ini yang hanya 802 m2. Mengantisipasi pergerakan barang yang terus meningkat dengan rata-rata peningkatan 10 persen per tahunnya.

Pembangunan akan terus dilakukan hingga tahap 4. Saat itu bandara ditargetkan sudah memiliki terminal penumpang seluas 103.953 m2 yang dapat menampung hingga 12 juta penumpang pertahunnya.

Menhub meminta dukungan Pemda untuk membangun akses jalan menuju bandara, sehingga pada saat bandara selesai dikembangkan di tahun 2019, jalannya pun sudah jadi.

Lebih lanjut, Menhub mengingatkan kepada PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara, agar berhati-hati, selalu memperhatikan aturan-aturan yang berlaku, serta selalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait, untuk menghindari konflik sosial yang dapat menghambat pembangunan.

"Kalau melakukan pembangunan itu bukan keinginan kita saja. Banyak stakeholder, pemilik tanah, kemampuan keuangan, pasar, regulasi. Kan kita bukan negara diktator. Tidak boleh memaksakan kehendak. Makanya saya minta PT Angkasa Pura I hati-hati supaya jangan terjadi konflik sosial dan melanggar hukum," imbuhnya.

Selain itu, Menhub Budi berpesan kepada PT Angkasa Pura I agar desain bandaranya menonjolkan budaya Banjarmasin.

"Saya minta GM Bandara untuk tonjolkan kearifan lokal budaya. Tetapi tetap modern," ungkapnya.

 


 
 
 

pengembangan Maret

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dipastikan mulai bulan Maret 2017.

"Kami sudah menerima informasi dari pimpinan proyek bahwa pembangunan dalam rangka pengembangan bandara mulai bulan Maret," ujar Menhub saat kunjungan kerja ke Banjarbaru, Minggu (5/2/2017).

Menurut Menhub, pengembangan bandara yang terletak di Kota Banjarbaru sekitar 25 kilometer dari Banjarmasin bersifat final sehingga tidak berubah lagi.

"Kami rasa tidak ada perubahan lagi dan informasi pimpro pengembangan bandara bersifat final sehingga tidak ada penundaan lagi dimulainya kegiatan tahap pertama," ucapnya.

Menhub menegaskan, hal penting yang harus diperhatikan jika pengembangan bandara sudah dimulai adalah kesiapan akses dari dan menuju bandara sehingga memudahkan pengguna jasa.

"Infrastruktur jalan harus disiapkan sejak sekarang sehingga apabila bandara selesai maka akses jalan dari dan menuju bandara sudah beroperasi melayani pengguna jasa," ucapnya.

Pimpinan proyek pengembangan bandara Taocid P Hadi mengatakan pihaknya mendapat informasi minggu depan keputusan kelulusan pemenang lelang tahap pertama pembangunan.

"Minggu depan kelulusan pemenang disusul masa sanggah dan diharapkan tidak ada sanggahan sehingga proyek bisa jalan. Dipastikan, pembangunan bisa dimulai awal Maret 2017," ujarnya.

Disebutkan, ada tiga peserta lelang yang salah satunya menjadi pemenang yakni PT Nusa Kontruksi Engenering, PT Adhi Karya dan PT PP yang ketiganya masih di proses PT Angkasa Pura pusat.

Menurut Taocid, pengembangan bandara diawali pelaksanaan proyek paket II senilai Rp900 miliar meliputi pekerjaan infrastruktur, bangunan penunjang dan apron atau tempat parkir pesawat.

Sedangkan paket I senilai Rp1 triliun lebih meliputi bangunan terminal dan seluruh sarana prasarana penunjangnya mulai dilelangkan bulan Maret 2017 dan ditarget selesai 18 bulan ke depan.

"Pembangunan proyek tahap I dan II diperhitungkan selama 18 bulan dan diperkirakan selesai akhir 2018 sehingga awal 2019 operasional bandara sudah dimulai," kata dia.