Cari Blog Ini

Home

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan pada 2014 Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menjadi bandara internasional.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Pengembangan bandara antara lain berupa pembangunan terminal, perbaikan apron, taxi way, dan penambahan serta peningkatan landasan pacu dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Akibat lambannya proses pembebasan lahan masyarakat untuk pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalsel harus memanggail tim terkait untuk dimintai keterangan.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Boeing 747 seri 300, kapasitas 500 seat.dipastikan tidak bisa mendarat, diperlukan runway minimal 3.500 meter, sedangkan panjang runway Syamsuddin Noor hanya 2.500 meter.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

keinginan pihak Angkasa Pura untuk membeli asset milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bandara Syamsudin Noor, masih dalam pengkajian pembelian asset yang di miliki yakni berupa Apron dan beberapa lahan kosong milik Pemerintah.

Rabu, 15 Maret 2017

Pengembangan bandara

 Operator 13 bandara di Indonesia timur, PT Angkasa Pura I siap memulai pekerjaan pengembangan Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin paket II pada akhir Maret 2017, setelah mendapatkan pemenang tender.

Awaluddin, Corporate Communication Department Head PT Angkasa Pura I, mengatakan Angkasa Pura II menunjuk PT Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk. (DGIK) sebagai pemenang tender untuk pekerjaan fase II Bandara Syamsuddin Noor.

"Untuk nilai pekerjaan masih belum bisa di-share karena kontrak kerjasama belum terbit. Kontrak kerjasama akan difinalisasi pada dalam waktu dekat, sehingga pekerjaan dapat dimulai akhir Maret ini," katanya di Jakarta, Selasa (14 Maret 2017).

Awaluddin menjelaskan ada tiga pekerjaan yang akan dilakukan dalam proyek Syamsuddin Noor paket II ini. Pertama, pembuatan infrastruktur, seperti jalan peralatan pelayanan darat (ground support equipment/GSE), jalan service, jalan lingkungan dan jalan akses.

Kedua, pembuatan bangunan penunjang, seperti kargo dan EMPU, airport service building, gedung PKP-PK, masjid/mushola, security office, gedung ACS, workshop, administration building dan klinik.

Kemudian, gedung meteorologi, trafo dan chiller, incenerator, power house, trafo penunjang, pos satpam, GWT dan ruang pompa, STP, gardu listrik, EOC Building, gerbang tol, shelter bus dan taksi.

Ketiga, pembuatan tempat parkir atau apron pesawat, sehingga luas apron menjadi 125.412 meter persegi dari sebelumnya luas apron yang ada sebesar 80.412 meter persergi. Rencananya, pekerjaan konstruksi paket II ini selesai Agustus 2018.

Untuk diketahui, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, DGIK merupakan perusahaan yang menyediakan jasa kontruksi. Sepanjang tahun lalu, DGIK telah mendapatkan kontrak pekerjaan sebesar Rp963 miliar.

Asal tahu saja, Bandara Syamsuddin Noor merupakan satu dari lima bandara yang akan dikembangkan Angkasa Pura I dalam lima tahun ke depan. Adapun, dana yang dibutuhkan untuk pengembangan lima bandara itu diperkirakan mencapai Rp25 triliun.

Angkasa Pura I berencana menaikkan kapasitas terminal penumpang Syamsuddin Noor menjadi 6 juta penumpang dari sebelumnya 1 juta penumpang per tahun. Adapun, pergerakan penumpang di bandara tersebut telah mencapai 3,5 juta penumpang per tahun.

Selain terminal, perseroan juga berencana memperpanjang landas pacu menjadi 3000x45 meter dari sebelumnya 2.500x45 meter, termasuk kapasitas apron menjadi 18 pesawat dari sebelumnya 12 pesawat.

Tak hanya itu, terminal kargo juga akan diperluas hingga 5.000 m2 dari sebelumnya hanya 802 m2. Perluasan terminal kargo bertujuan untuk mengantisipasi pergerakan barang yang rata-rata meningkat 10% setiap tahunnya.

Pengembangan Syamsuddin Noor bakal dilakukan hingga 2047, dan terbagi atas empat tahap. Luas terminal bandara pada 2047 diproyeksikan mencapai 103.953 m2 dengan kapasitas 12 juta penumpang per tahun