Cari Blog Ini

Home

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan pada 2014 Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menjadi bandara internasional.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Pengembangan bandara antara lain berupa pembangunan terminal, perbaikan apron, taxi way, dan penambahan serta peningkatan landasan pacu dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Akibat lambannya proses pembebasan lahan masyarakat untuk pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalsel harus memanggail tim terkait untuk dimintai keterangan.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

Boeing 747 seri 300, kapasitas 500 seat.dipastikan tidak bisa mendarat, diperlukan runway minimal 3.500 meter, sedangkan panjang runway Syamsuddin Noor hanya 2.500 meter.

Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin

keinginan pihak Angkasa Pura untuk membeli asset milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bandara Syamsudin Noor, masih dalam pengkajian pembelian asset yang di miliki yakni berupa Apron dan beberapa lahan kosong milik Pemerintah.

Minggu, 28 Juli 2013

Bandara syamsudin noor

Kenyamanan saat berada di sebuah bandar udara seharusnya bisa dinikmati para penumpang pesawat sebelum lepas landas meninggalkan kota asal menuju bandar udara di kota tujuan.

Namun,justru sebaliknya yang di rasakan para penumpang di bandara Syamsudinnoor Banjarbaru Kalimantan Selatan, kemacetan kendaraan bermotor saat memasuki areal parkir bandara, kepadatan saat berada di ruang tunggu,hingga antrian panjang saat melakukan chek in dan baording pas, menjadi sebuah situasi yang membuat tidak nyaman bagi penumpang.

Apalagi persoalan akan bertambah pelik dan membikin jengkel calon penumpang ketika terjadi delay atau keterlambatan keberangkatan pesawat, tak ayal ruang tunggu bandara Syamsudinnoor padat dengan penumpang yang berjejer di sepanjang lorong ruangan hingga jauh dari kesan nyaman.

General Manager Angkasa Pura 1 Bandara Syamsudinnoor, Gerrit N Mailenzun membenarkan terkait ketidak nyamanan yang di rasakan para penumpang pesawat saat berada di terminal bandara dalam tiga tahun terakhir ini.

Menurut Gerrit, ketidak nyamanan tersebut terjadi karena kapasitas terminal saat ini sudah tidak seimbang dengan peningkatan jumlah penumpang yang terus naik secara signifikan sekitar 15 persen lebih setiap tahunnya.

"Dengan luas terminal bandara Syamsudinnoor saat ini 9 ribu meter meter persegi yang terbagi menjadi tempat parkir, ruang tunggu keberangkatan, ruang kedatangan, ruang chek in dan bording pas yang idealnya hanya bisa menampung 1,3 juta penumpang pertahun atau sekitar 5 ribu penumpang perharinya, namun dengan peningkatan yang drastis saat ini kapasitas terminal di paksa menampung 3,5 juta penumpang pertahun atau 10 ribu lebih penumpang perharinya," terangnya.

Angka itu didapat ungkap Gerrit, dengan jumlah penerbangan 100 hingga 108 penerbangan setiap harinya. Kondisi yang paling parah tambahnya, biasanya terjadi saat akhir pekan dan libur panjang,

Kemacetan kendaraan yang ingin memasuki areal parkir sebutnya, akan memanjang hingga ke jalan dan kepadatan penumpang di ruang tunggu keberangkatan hingga antrian panjang terjadi di ruang chek in dan bording pass.

Jarak apron dengan terminal membuat penumpang harus menunggu lama barang penumpang yang masuk bagasi

Tidak hanya penumpang keberangkatan yang merasakan ketidak nyamanan, namun penumpang kedatangan juga merasa tidak nyaman karena terlalu lama menunggu bagasi mereka. Keterlambatan bagasi penumpang itu tambahnya, juga disebabkan jarak apron yang dinilai cukup jauh dari terminal, sehingga mobilisasi bagasi pun terpaksa lambat sampai ke tangan penumpang.

Untuk mengatasi ketidak nyamanan penumpang akibat kapasitas yang dimiliki saat ini tidak seimbang, sebenarnya ada dua cara ungkap Gerrit. "Yang pertama mengurangi traffic yang masuk, sehingga sesuai kapasitas dari terminal bandara, yang kedua menambah kapasitas," ucapnya

Namun menurutnya, pihaknya tidak mungkin menempuh cara pertama, karena itu justru akan menambah polemik di masyarakat mengingat permintaan pasar yang semakin meningkat dalam jasa penerbangan.

Jadi tambah Gerrit, pihak Angkasa Pura 1 mengambil langkah yang kedua dengan menambah kapasitas terminal sesuai kebutuhan saat ini. (apri)