Cari Blog Ini

Home

Rabu, 26 Juni 2013

Desa tegal arum

Suasana Desa Tegal Arum Kelurahan Syamsuddin Noor Landasan Ulin Banjarbaru yang terkena pembebasan lahan untuk perluasan Bandara Syamsuddin Noor tampak sepi. Bangunan rumah yang dahulunya ramai dihuni kini hanya tampak rumah kosong, terkesan angker. MAULANA, Banjarbaru KURANG lebih enam bulan sudah banyak rumah warga kosong tidak ada penghuni nya. Setelah ditinggal warga yang sudah mendapat uang ganti rugi bangunannya tidak sedikit rumah warga yang sudah ditumbuhi rerumputan yang menjalar hingga atap rumah. Meskipun keadaan lingkungan sepi seperti kota mati, pasca migrasinya sebagian warga, nuansa pemukiman Desa Tegal Arum masih tampak adanya aktifitas warga yang melintas di kawasan tersebut. "Di jalan Desa Tegal Arum masih ramai disiang hari bahkan sampai malam hari "ujar Wati salah seorang warga Rt 41 Desa Tegal Arum. Wati pun mengakui kondisi tanpa tetangga kiri kanan sejatinya cukup rawan. Sebab kata dia, kondisi itu bisa saja dimanfaatkan pelaku kejahatan. Memudahkan tindak kejahatan untuk beroperasi karena keadaan lingkungan sepi. "Tapi saya akan tetap bertahan sampai ada kecocokan harga ganti rugi tanah dan bangunan rumah saya," tegasnya. Bertahan dalam kondisi sosial tak sempurna seperti sekarang ini diakui Wati memang tidak menyengangkan. Namun apa boleh buat, demi menuntut hak atas keringat yang sudah terlanjur diperas untuk membangun rumah yang ada, Wati dan keluarga tetap bertahan. "Kegiatan sosial seperti PKK, arisan yasinan serta kegiatan Desa lainnya sekarang tidak ada lagi mas. Kehidupan disini sebenarnya seperti dipasung, tapi demi menuntut hak, kami harus bertahan. Membeli rumah dengan harga ganti rugi dari panitia pembebasan tanah sekarang itu mana cukup mas untuk membangun rumah lagi. Kalau saya setujui keinginan panitia, saya dan keluarga bisa jadi gembel," ungkapnya. Kalau sudah begitu kata dia, apakah Walikota mau peduli dengan nasib rakyatnya yang menjadi gembel karena kebijakannya sendiri. "Rakyat ini sudah banyak berkorban dengan membayar pajak untuk menggaji mereka, masa iya kami harus berkorban lagi menjadi gembel," keluhnya. Wati dan warga Desa Tegal Arum mengaku siap membantu Tim pembebasan lahan untuk proses pembebasan perluasan Bandara Syamsudin Noor, asalkan pihak PT Angkasa Pura 1 dan Tim pembebasan tanah mau terbuka tentang nilai uang ganti rugi. (i

0 komentar: