Cari Blog Ini

Home

Kamis, 21 Agustus 2014

Mengubah wajah kalsel layaknya intan mtp

Mengubah Wajah Kalsel Layaknya Intan Martapura -

Provinsi Kalimantan Selatan pada Kamis (14/8) ini genap berusia 64 tahun, beragam keberhasilan pembangunan di segala bidang telah dicapai, mulai dari peningkatan pendapatan asli daerah yang naik signifikan dari Rp800 miliar kini mencapai Rp5 triliun.

Di samping itu pembangunan infrastruktur dan perekonomian di provinsi ini maju cukup

Sesuai dengan usianya, provinsi ini juga dikenal sebagai provinsi yang telah cukup matang dalam berpikir dan bersikap, yang ditandai dengan kondisi keamanan yang selalu terjaga dan situasi daerah yang cukup

Situasi kondusif tersebut juga tercermin dari sikap kepemimpinan Gubernur Rudy Ariffin dan Wakil Gubernur Rudy Resnawan yang selalu terlihat harmonis dalam mengayuh roda pemerintahan dan berbagi tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan.

Ya...keharmonisan kedua pemimpin tersebut, mampu menjadi kekuatan positif terhadap kinerja seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dipimpinnya, hingga membuat suasana Provinsi Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang nyaris tidak pernah terjadi keributan sebagaimana di daerah lain.

Kalaupun ada gejolak di masyarakat, seluruh SKPD terkait, bersama Muspida bergerak cepat untuk segera mencarikan solusinya.

Jaminan keamanan di daerah dan situasi yang selalu kondusif tersebut, menjadi berkah bagi seluruh warga Kalimantan Selatan, bagaimana tidak kini pertumbuhan ekonomi melaju pesat, bahkan Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan (Kalsel) selama 2009-2010, diperkirakan tumbuh antara 5,3 - 6,0 persen atau jauh lebih tinggi dibanding prediksi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,3 persen.

Kini penduduk miskin Kalsel paling kecil ke tiga nasional setelah DKI dan Bali.

Investasi nasional maupun internasional juga terus berdatangan, untuk membangun berbagai industri pertanian, pangan, olahan dan industri sekala besar lainnya.

Hanya dalam waktu lima tahun, tidak kurang dari 20 industri minyak sawit mentah (CPO) telah berdiri di beberapa daerah di Kalsel, industri baja, sarung tangan, kelapa sawit, minyak goreng, semen dan lainnya.

Dalam waktu singkat, Kalsel ibarat gula yang mampu menarik ribuan semut untuk datang ke daerah yang kini terus bergeliat untuk meningkatkan kemampuan berbagai sektor

Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup sempat tersebut, disadari penuh oleh dua Rudy, sebutan bagi dua pemimpin Kalsel yaitu Gubernur Rudy Ariffin dan Wakil Gubernur Rudy Resnawan, haruslah dimbangi dengan laju pembangunan infrastruktur yang cepat

Salah satunya adalah pembangunan Bandara Syamsudin Noor, yang merupakan fasilitas pintu masuk dari berbagai daerah ke Kalimantan Selatan.

"Ibarat manusia, Bandara Syamsudin Noor adalah wajahnya, dan kita harus mempercantik wajah Kalsel tersebut untuk memberikan kesan pertama yang baik pula bagi warga yang datang ke daerah ini," kata Gubernur Kalsel Rudy Ariffin.

Apalagi, saat ini kondisi bandara kebanggaan warga Kalsel tersebut sudah tidak sesuai dengan kapasitas penumpang, dan fasilitas juga sudah sangat tidak memadai.

Mengubah wajah Kalimantan Selatan menjadi lebih cantik, adalah salah satu target dan program yang kini terus diupayakan sejak kepemimpinan Gubernur Rudy Ariffin bersama Wakil Gubernur Rudy Resnawan sejak mereka terpilih pada pemilukada tahun

Keinginan kuat mengubah wajah provinsi kaya sumber daya alam ini, karena berbagai fasilitas dan infrastruktur Kalimantan Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil batu bara terbesar ke dua nasional, jauh tertinggal dibanding provinsi lainnya.

"Kita ingin Bandara Syamsudin Noor dibangun seperti bandara-bandara di kota besar lainnya, sehingga begitu orang masuk Kalsel, sudah bisa merasakan keindahan daerah yang kaya dengan kearifan budaya dan alamnya," katanya.

Setelah melewati berbagai rintangan dan persoalan, mulai dari belum tersedianya dana pembangunan, ganti rugi lahan serta persetujuan dari pemerintah pusat, diakhir menjelang masa jabatan Dua Rudy, mimpi tersebut akan segera terwujud.

Pemerintah pusat melalui PT Angkasa Pura dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan serta Pemerintah Kota Banjarbaru, segera mewujudkan pembangunan untuk mengubah "wajah Kalimantan Selatan layaknya Kilauan Intan Martapura diantara berkeloknya Sungai

Bandara Syamsudin Noor akan dibangun dengan desain Intan Martapura dan dengan berhiaskan jukung di sisi-sisinya, yang melambangkan kekayaan alam Kalsel dan keindahan budaya daerah ini.

Pembangunan Bandara

Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengungkapkan, investasi pembangunan Bandara Syamsudin Noor tersebut diproyeksikan mencapai Rp1,5 triliun, dan khusus untuk konstruksi pada 2014 ini direalisasikan Rp200 miliar.

Bukan hanya Bandara Syamsudin Noor, dalam rangka meningkatkan transportasi udara bagi warga Kalsel, juga dilakukan pembangunan bandara Gusti Syamsir Alam Kabupaten Kotabaru dan pengembangan Bandara Warukin Kabupaten Tabalong.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Kalimantan Selatan Akhmad Munir mengungkapkan, bangunan pengembangan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin nantinya akan dibangun layaknya berlian yang merupakan ikon dan simbol kekayaan daerah ini.

"Bandara Syamsudin Noor nantinya akan menjadi bandara yang cukup megah dan indah, bila dilihat dari atas, bangunannya layaknya sebuah intan," kata Akhmad di

Saat ini, tambah dia, pengembangan bandara tersebut sudah dimulai dengan pembenahan berbagai fasilitas yang ada, antara lain perluasan lahan parkir dan terminal

Bila seluruh pembangunan selesai, kata dia, Bandara Syamsudin Noor akan menjadi bandara yang sejajar dengan bandara-bandara lain di luar daerah, dengan fasilitas yang sangat memadai.

Jumlah jemaah umroh yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin merupakan terbanyak ke dua secara nasional dan jumlah tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Adapun rencana pengembangan, terminal yang sebelumnya luasnya hanya 6.641 meter persegi menjadi 125 ribu meter persegi atau bertambah hingga 1.782 persen, sedangkan kapasitas terminal sebelumnya 1,3 juta pax kini menjadi 10 juta pax atau bertambah hingga 669 persen.

Sedangkan masjid yang sebelumnya hanya 200 m2 menjadi 1.155 meter persegi, avio bridge awalnya tidak ada menjadi lima unit, check in counter sebelumnya 20 unit menjadi 40 unit, area parkir terminal sebelumnya 4.579 meter persegi menjadi 36.450 meter persegi dan kapasitas parkir sebelumnya 155 unit kini menjadi 1.164 unit.

Dari sisi udara, tambah dia, luas apron sebelumnya 51.072 meter persegi menjadi 106.972 meter persegi dan kapasitas pesawat sebelumnya hanya delapan boeing 737 menjadi 16 boeing 737.

"Bila pembangunan Bandara Syamsudin Noor ini nanti selesai, maka akan lebih besar dari Bandara Balikpapan dan sedikit lebih kecil dibanding Bali," katanya.

Adapun investasi pembangunan bandara tersebut, diproyeksikan mencapai Rp1,5 triliun dengan rincian, untuk konstruksi 2014 direalisasikan Rp200 miliar.

Keinginan kuat Pemprov Kalsel membangun Bandara Syamsudin Noor dinilai sangat wajar dan sangat layak untuk disambut seluruh pihak, karena juga berdampak langsung bagi kepentingan warga Kalsel.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, membuat kemampuan warga Kalsel untuk menunaikan ibadah haji dan umrah juga terus meningakat, sehingga hampir setiap hari, bandara tersebut penuh sesak oleh warga Kalsel yang akan ke tanah suci.

Berdasarkan data, dari PT Agkasa Pura I Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Akhmad Munir pada pertemuan dengan rombongan anggota Komisi V DPR-RI di Banjarmasin, Senin, pada tahun 2012 jumlah jemaah umroh asal Kalsel sebanyak 12.267 orang, dan 2013 meningkat menjadi 15.536 orang.

"Pada 2014 hingga bulan Juli jumlah jemaah umroh telah mencapai 11.598 orang dan diperkirakan hingga akhir tahun bisa mencapai 15 ribu orang," katanya.

Tingginya jumlah jemaah umroh tersebut, tambah dia, menjadi salah satu pendorong pengembangan dan perluasan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.

Pada tahun 2009, jumlah kedatangan penumpang di Syamsudin NOor hanya sekitar 1.005.239 orang dan keberangkatan sebanyak 1.022.686 orang, dan pada 2013 jumlah kedatangan penumpang menjadi 1.017.963 dan keberangkatan 1.930.294

Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang, jumlah kedatangan pesawat juga meningkat tajam, pada 2009 jumlah kedatangan pesawat 9.538 kali dan keberangkatan 9.539 kali, dan pada 2013 menjadi 16.041 kali dan keberangkatan

Terus meningkatnya jumlah penumpang dan cargo di Bandara Syamsudin Noor tersebut, tambah dia, PT Angkasa Pura I bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengupayakan pembangunan dan pengembangan bandara kebanggaan warga

Seharusnya pembangunan bandara sudah dilaksanakan pada 2009, namun baru dimulai pada 2010, dan pada 2014 ini baru akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan.

Selain Bandara Syamsudin Noor yang tumbuh cepat, sejak kepemimpinan Dua Rudy ini, daerah-daerah pusat pertumbuhan ekonomi juga bisa dijangkau dengan melewati udara, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih

Infrastruktur lain

Selain pengembangan transportasi udara, Pemprov Kalsel juga mengembangkan transportasi sungai dan transportasi laut, seiring semakin meningkatnya, kebutuhan dan aktivitas masyarakat yang menggunakan transporasi sungai dan laut.

Terlebih, keberadaan Sungai Barito dan sungai-sungai lainnya, menjadi tulang punggung transportasi, sehingga transportasi sungai menjadi salah satu andalan untuk melakukan transportasi dan mobilisasi terutama untuk menuju daerah pedalaman.

Pada 2014, Pemprov Kalsel mendapatkan alokasi dana penanganan jalan nasional untuk provinsi Kalimantan Selatan melalui DIPA 2014 sebesar Rp.1,015 triliun.

Dana tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan jalan dan kini jalan nasional dalam kondisi mantap sepanjang 861,481 km (99,47 persen), dan dalam kondisi tidak mantap sepanjang 4,605 km (0,53 persen)

Beberapa proyek transportasi yang telah dan sedang dilaksanakan di Kalimantan Selatan, di antaranya yaitu, jalan layang atau fly over di Jalan Nasional Gatot Subroto yang berada sejajar di atas Jalan Akmad Yani Banjarmasin yang merupakan perpotongan tidak sebidang dengan jalan gatot subroto.

Pembangunan jalan layang ini mendapat alokasi dana sebesar Rp150 miliar dengan target efektif 400,4 meter dalam jangka waktu tiga tahun anggaran yang pembiayaan akan berakhir pada 2014, dengan skema alokasi dana Dipa per tahun sebagai berikut : tahun anggaran 2012 = Rp60 miliar, tahun anggaran 2013 = Rp50 miliar, dan tahun anggaran 2014

Masa pelaksanaan pekerjaan dimulai 18 Oktober 2012 hingga 15 Desember 2014 atau 790 hari kalender.

Hingga 5 Agustus 2014, progres fisik mencapai 88,37 persen dan progres keuangan sebesar 78,23 persen.

Selanjutnya, pembangunan terminal penumpang tipe A Jalan A Yani km 17 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.

Fungsi terminal ini adalah menaikkan dan menurunkan penumpang, dan pelayanan AKAP, AKDP, angkot dan angdes.

Namun demikian, terminal ini belum dioperasionalkan, dan jalan arah ke lingkar selatan Jalan Gubernur subardjo, masih dalam pembebasan lahan sepanjang 2 km.

Pembangunan jalan Lingkar Utara Jalan H.Syarkawi menuju Bandara Syamsuddin Noor, berupa pembuatan badan jalan, 1.250m (anggaran 2013) dan badan jalan, 1.250m (anggaran 2014), panjang keseluruhan, 2.500m (sudah tembus anggaran 2014).

Pembangunan Jalan simpang Balitra -Bandara syamsuddin noor (sebagai akses ke bandara dengan panjang keseluruhan, 5.800m (sudah tembus anggaran 2013 dan anggaran 2014 pekerjaan perkerasan dan pasangan batu.

Pembangunan jembatan Basirih, sebagai akses ke pelabuhan yang merupakan penghubung, antara Pelabuhan Trisakti yang berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor, maupun barang antarpulau dengan bundaran Liang Anggang.

Selanjutnya akan menuju ke wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalsel dan Provinsi Kalteng, serta Kaltim. Ruas jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang adalah bagian dari lintas selatan provinsi Kalimantan selatan dan merupakan jalan nasionalsesuai dengan SK Menteri PU nomor 631/KPTS/M/2009 tanggal 31 Desember 2009 dengan panjang 22,08 km yang sebelumnya merupakan bagian dari jalan provinsi./A

0 komentar: