Cari Blog Ini

Home

Senin, 25 Maret 2013

Dana 1 triliyun

BANJARBARU - Kabar gembira bagi
warga Kalimantan Selatan. Di tengah
kabar terancamnya Bandara
Syamsudin Noor sebagai bandara
embarkasi, PT Angkasa Pura I
(Persero) mengatakan akan
menggelontorkan dana Rp 1 triliun
untuk pengembangan bandara tersebut.
"Itu untuk tahap pertama," tegas
Direktur Utama Angkasa Pura Airports Tommy Soetomo di Jakarta, kemarin (20/3).
Tommy mengatakan pengembangan
bandara dilakukan untuk menambah
kapasitas. Saat ini, Bandara
Syamsudin Noor memiliki kapasitas 4 juta penumpang per tahun.
Pengembangan itu dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas menjadi 10
juta penumpang per tahun. Di sela-
sela rapat kerja dengan Komisi V DPR, dia mengatakan terkat rencana itu pula dilakukan pembebasan lahan milik pemerintah daerah dan warga. Diakui Tommy, pembebasan lahan itu mengalami kesulitan. "Namun, sekarang sudah selesai," kata dia. Tommy mengungkapkan saat ini Bandara Syamsudin Noor memiliki luas 257 hektare. Saat kali pertama beroperasi pada 1936, bandara tersebut disebut Lapangan Terbang Ulin. Kemudian pada 1975, menjadi bandara sipil dengan nama Syamsudin Noor.
Di bandara terdapat terminal domestik seluas 9.943 meter persegi untuk melayani 3 juta penumpang. "Bandara Syamsudin Noor mampu menampung empat pesawat berukuran sedang serta
empat pesawat berbadan lebar seperti Boeing 767-300," kata dia.
Akademisi Universitas Lambung
Mangkurat (Unlam) Rusmin Nuryadin menilai bandara terbesar di Kalselteng itu memang sudah seharusnya dikembangkan. Harapannya bisa menjadi bandara internasional sehingga bisa secara langsung melayani penerbangan ke luar negeri.
"Sekarang ini jalur penerbangan
reguler di Bandara Syamsudin Noor
sudah tidak mencukupi lagi. Over
kapasitas sehingga banyak maskapai penerbangan pikir-pikir untuk 'mendarat' di sini," kata dia.
Menurut Rusmin, dalam pengembangan bandara, sebaiknya Angkasa Pura Airports bekerja sama dengan Pemprov Kalsel. Bagi pemerintah daerah, bandara memiliki arti penting karena
tidak hanya menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi atau pajak tetapi juga memiliki efek domino bagi perekonomian daerah.
"Makin besar bandara dan lancarnya
penerbangan berdampak lalu lintas
barang dan orang kian meningkat.
Para pebisnis pun mudah datang ke
Kalsel untuk menanamkan investasi,"tegas Rusmin.
Rencana pengembangan itu direspons positif General Manager Garuda Indonesia Banjarmasin Nandung Wijaya. Pasalnya, langkah itu bisa membantu pengembangan bisnis Garuda. "Dengan berkembangnya bandara, kami bisa menambah flight atau rute penerbangan. Semoga pengembangan itu bisa mengurangi
kepadatan di bandara," ujarnya.
District Manager Sriwijaya Air
Banjarmasin Ismihadi juga menyambut baik. "Sangat bagus. Kami sangat mendukung, ini sangat membantu bisnis kami. Dengan adanya pengembangan dan penambahan fasilitas tidak menutup kemungkinan kami bisa menambah rute penerbangan," kata Ismihadi.

0 komentar: